Seberapa takut kalian akan kematian.? Gemetetarkah kala mendengar dia akan segera datang.? Seberapa senang kalian bila umur panjang dan kematian memberi tahu kalau masa masih lenggang. Seberapa giat kah kalian dalam beribaha bila tahu tak ada ganjaran neraka bagi yang berdosa.?
.
Itu adalah kumpulan pertanyaan klasik yang biasanya ditanyakan ustadz-ustadz kala menasehati muridnya. Sebelum akhirnya di protes oleh kalangan kaula muda yang berkata kalau pengajian tentang kematian hanya pantas untuk orang tua. Yang muda, bahas saja cinta , motivasi menghadapi depresi dan sakit hati.
.
Para pemuda sangat positif thinking kalau mereka berumur panjang. Atau mungkin ingin memperbanyak ilmu agar bisa kuat berpetualang di dunia yang tak kenal belas kasihan. Apapun bentuknya. Pemuda sekarang makin pintar bersolek dan makin pintar menilai keadaan.
.
Tangan-tangan mereka piawai mengetik banyak hal. Mulai dari pujian setinggi langit yang bisa membuat orang terbang. Hingga cacian yang bisa membuat orang terkena mental. Sangat gacor di internet dengan akun palsu, padahal aslinya lebih sering membisu.
.
Sehingga dirinya tak ubah seperti gajah. Yang bisa melihat semut di ujung sungai. Tapi tak melihat burung di perlupuk mata.
.
Padahal, sebaik-baiknya orang adalah yang sadar akan keburukan dirinya dan sering mengintropeksi diri. Memastikan bahwa hatinya tidak mati dan seberapa banyak kesalahan yang di lakukan setiap hari. Hari ini boleh saja nyawa masih bersama, esok hari belum tentu ia masih bersama kita.
.
مَنْ عَرَفَ بُعْدَ السَّفَرِ اِسْتَعَدَّ
Artinya: Siapa yang mengetahui jauhnya perjalanan dia akan bersiap-siap.
Siapa pemuda yang tahu akan panjangnya kehidupan setelah kematian, maka dia bersiap agar tidak mati dalam keadaan tanpa bekal. Umur boleh muda tapi persiapan harus lebih banyak dari yang sudah tua. Umur boleh ada hitungan tapi kematian tak kenal salam perpisahan. Wallahu alam.
0 Comments