Hari Minggu di awal bulan Desember. Ibu menepon saya. Mengabari beberapa hal dan meminta saya untuk pulang dahulu ke bekasi. Adik sakit. Dan ibu meminta saya untuk menjemputnya.
.
Bergegaslah saya untuk mengabari bibi dan memohon izin berangkat ke Bekasi sesegera mungkin. Akhirnya setelah di izinkan, saya berangkat sebelum ashar, karena bila setelah ashar, takutnya terjebak macet oleh volume kendaraan yang menumpuk di jalan.
.
Karena mendadak dan terkesan terburu-buru, saya melupakan untuk mengisi perut. Prioritas utama adalah sampai secepatnya. Jadi, saya hanya berbekal air di jalan, setidaknya agak tidak dehidrasi.
.
Naiklah saya mobil angkutan umum yang biasa di istilahkan masyarakat sini sebagai Mobil Setan. Sebuah mobil L300 yang dibawa nekat oleh supir seperti kesetanan. Kapan-kapan saya akan ceritakan bagaimana rasanya.
.
Sampailah saya di Ciawi. Perut makin begejolak. Berbunyi keras. Ingin diisi. Tapi sekali lagi saya mengutamakan sampai secepatnya. Akhirnya perut tidak diisi kembali. Saya berlanjut menaiki bis arah kampung rambutan.
.
Disini lah kebodohan saya. Entah karena apa, saya tidak memesan cemilan sedikitpun, padahal pedagang lalu lalang. Saya hanya diam duduk di bis yang ngetem hingga bisnya berangkat. Alangkah kagetnya ketika bis sudah masuk tol. Ternyata macetnya sangat panjang. Saya baru ingat. Kalau sekarang malam Senin. Dan mobil dari arah puncak menumpuk, berebut kembali ke ibu kota.
.
Otomatis mobil pun hanya bisa merayap. Dua jam masih terjebak di tol Bogor dalam keadaan lapar. Ibu saya mulai menanyakan kabar. 5 jam total di perjalanan, tapi saya masih belum sampai. Saya mulai mengeluh dan sambat lapar kebeliau. Tapi dengan bijak ibu bilang. Bismillah, insya Allah nggk macet lagi dan lancar.
.
Dan ajaib. Kata-kata ibu menjadi kenyataan. Beberapa menit kemudian. Setelah sekian lama. Jalan mulai lenggang. Dan macet yang tidak karuan tersebut hilang perlahan. Bis mulai bisa melaju dengan kecepatan yang lumayan tinggi.
.
Logika saya berfikir, ini adalah kebetulan. Mungkin karena sudah banyak mobil yang keluar tol. Tapi hati seperti tidak bisa memungkiri, kalo ini adalah doa dari ibu yang yakin kalau di jalan akan lancar. Hati saya terus begumam. "Doa ibu terkabul lagi". Setelah sampai di kp rambutan. Alhamdulillah, saya tidak bertemu kemacetan sama sekali.
0 Comments