Kemarin, di hari ketiga
tantangan #30hari bercerita, Kawan saya “luthfiashori” seseorang yang cukup idealis dan agak gila. Menceritakan
ibunya dengan penuturan yang sangat baik dan penjabaran yang sangat indah. Kisahnya
mengajak kita untuk masuk ke kehidupan @luthfianshorie dikala internet belum ada dan
tentunya joget pargoy belum tercipta.
Kisahnya ditulis dengan apik.
Di mulai dengan kisah vabel dan
dilanjutkan oleh kenangan dimana @lutfhianshorie sedang berbaris bersama
adik-adikny yang mungil, mengantri untuk di potong kuku sembari dikisahkan cerita
Vabel oleh ibunda tercinta. Saya yakin beberapa pembaca iri dengan manisnya
kisah masa kecil dia.
Akan tetapi tidak sampai
disitu, @luthfianshori melanjutkana tulisannya tuk mencoba mematahkan imajinasi
kalau ibunya tidaka hanya penuh kasih
dan lemah lembut. Dia meleteakkan Sisi “Seram”
dan “galak” ibunya di letakkan diakhir cerita. Ya, ciri khas ibu-ibu “jaman
dulu” tergambarkan jelas di penutup
kisah Lutfhi dan si ibu. Lemah lembut, pintar berkisah, pendengar yang baik dan
ibu yang tegas. Oh, indah bukan. Anak broken Home iri dengan kisah ini. Hehe.
Selamat, kawan. Kisahnya berkesan
untuk mereka bagi mereka yang mau membaca
dan merenungi kisah ini. Tetapi, pada tulisan hari ke empat ini bukan
itu point yang akan saya ambil. Sudut pandang lain yang kemarin sempat ingin
saya bahas di story instagram saya. Tentang seberapa pentingnya. Wanita sebagai
Madrasah pertama bagi anak-anaknya.
Dari kisah luthfi
terlihat. Bagaimana seorang ibu yang berpendidikan baik itu formal maupun non
formal akan menjadi suri tauladan dan bisa memahami pola asuh dan pengajaran
yang baik kepada anaknya. Tidak hanya sekedar ibu yang bisa memasak,
bersih-bersih, melayani suami dan lain sebagainya. Tapi juga sebagai ibu yang
bisa mendidik anaknya dengan pemahaman agama dan pola pikir yang baik.
Maka dari itu seorang ibu,
harus bisa menjadi pribadi yang cerdas, dan berpendidikan. Dengan berpendidikan tinggi seorang wanita akan mampu membantu suaminya dalam menyelesaikan berbagaimasalah dalam kehidupan. Ia akan mampu memberikan nasehat danpertimbangan-pertimbangan yang rasional, serta mampu menjadi teman bicara yangsepadan dengan suaminya. Pendidikan yang baik akan membentuk cara berpikir dan kemampuan seorang wanita dari sudut pandang yang berbeda. Wanita yang cerdasakan menjadi kebanggaan bagi suaminya. Masih mau berkata sia-sia sekolah tinggi
tapi jadi ibu rumah tangga ?. see you.
0 Comments