Hot Posts

6/recent/ticker-posts

Saya Pemalas, dan saya sadar akan hal itu. #Day 3

Perlu diakui, basic saya adalah pemalas, hobby rebahan, habits nya senang-senang. Nunda-nunda sudah jadi kebiasaan. Hal ini sudah tertanam dari kecil. Dan keluarga saya mengakuinya.

Pernyataan ini bukan berarti saya bangga, tapi lebih kesadar diri kalau apa yang saya tuai sekarang beberapa halnya adalah karena rasa malas. Pun bercampur dengan sikap yang inkonsisten serta banyak omong tanpa bukti hasil dari yang di bicarakan.

Dari situ terbitlah banyak penyesalan hidup, kekecewaan serta kesedihan. Teman banyak yang pergi, mentor banyak yang menjauh dan terukukung dalam hegemoni pencapaian kecil yang pernah di dapatkan di masa lalu.

Saya sadar, dengan semua hal yang terjadi, dengan ego yang saya miliki, tak ingin salah dan disalahkan. Hati mulai mencari kambing hitam untuk di salahkan. Pribadi saya pun menjadi kacau kehilangan arah dan runtuh.

Hingga akhirnya saya mencoba berdamai dengan diri. Saya berkonseling, diskusi dan meminta nasihat diri dari paman yang kebetulan pulang dari tanah perantauan. Sakit, nyelekit dan menusuk-nusuk hati. Akan tetapi anehnya tidak ada rasa marah, tidak ada rasa kesal. Yang ada hanya pembenaran dalam hati yang berkata. Iya saya salah, iya saya harus berubah, iya, semua itu benar.

Yang paling berkesan dari perkataan paman saya adalah " Jangan pernah menyalahkan siapapun dan apapun. Tapi renungilah, atas apa yang pergi dan apa yang tidak tercapai. Pelajari, lalu bangkit dan berubah. Menyalahkan sesuatu tidak akan pernah baik untuk kamu dan tidak pernah bisa membuatmu berubah. Banyak belajar, fokus dan konsisten. Komitmen. Tangguh, paman tunggu 6 tahun lagi, apa yang Zahid capai. Buktikan".

Hati saya bergetar. Darah pun mendidih, hati terasa terisi. Bagian dari pazel-pazel kehidupan serasa menyambung kembali. Dalam hati saya bergumam. "Siap paman, insya Allah saya buktikan".

Post a Comment

0 Comments