Oleh: Galuh Zam Zam My
Pagi tadi ku tunggu
hadirmu
Bergelayut pada dedaunan layu
Detik dan detak berlalu
Gelap gulita di sekelilingku
Kemudian ku tanya langit,
tentang kapan kau akan terbit?
Saat seketika rindu menjadi amat rumit.
Dan ego mulai berbisik pahit.
Gelap masih menyelimuti.
Bergelayut pada dedaunan layu
Detik dan detak berlalu
Gelap gulita di sekelilingku
Kemudian ku tanya langit,
tentang kapan kau akan terbit?
Saat seketika rindu menjadi amat rumit.
Dan ego mulai berbisik pahit.
Gelap masih menyelimuti.
Daun layu tak sedikit pun mengerti.
Aku memanggilmu sekali lagi.
Tapi langit menyahut menyuruhku berhenti.
Detik dan detak terlewat.
Mega merah mulai mencuat.
Tanda hadirmu kian menguat.
Hatiku berdebar amat gawat.
Detik dan detak kalap.
Tiadamu membuat seribu rindu meluap.
Tapi sepersekian dekit kau membuatku menguap.
Terimakasih telah membuatku mengerti
Bahwa bagaimanapun embun mengagumi mentari,
Mencintai hanya akan membuatnya mati
Aku memanggilmu sekali lagi.
Tapi langit menyahut menyuruhku berhenti.
Detik dan detak terlewat.
Mega merah mulai mencuat.
Tanda hadirmu kian menguat.
Hatiku berdebar amat gawat.
Detik dan detak kalap.
Tiadamu membuat seribu rindu meluap.
Tapi sepersekian dekit kau membuatku menguap.
Terimakasih telah membuatku mengerti
Bahwa bagaimanapun embun mengagumi mentari,
Mencintai hanya akan membuatnya mati
Galuh Zam Zam My
Ig: @mueeza_rt
Website: gzamzamy.blogspot.com
email: gzamzamy@gmail.com
Ig: @mueeza_rt
Website: gzamzamy.blogspot.com
email: gzamzamy@gmail.com
0 Comments