Hot Posts

6/recent/ticker-posts

Sholat bersama Kakang

Siang itu tidak biasanya saya bersama saudara yang biasa di panggil kakang memilih untuk tidak pergi kemasjid. Kami memilih untuk sholat di rumah dan berjamaah. Kakang adalah anak kecil yang sangat cerdas dan kreatif dalam berfikir. Meski masih menginjak jenjang kelas lima Madrasah Ibtidaiyah tapi untuk urusan nalar keagamaan dia melebihi batas usianya.
.
Singkat kisah akhirnya kami berjamaah. Berdua. Hanya berdua. Di lantai dua rumahnya setelah makan siang bersama. Semua berjalan seperti pada umumnya. Kami sholat. Saya imam dia makmum. Yang menjadi pembeda terjadi ketika sholat sudah usai. Kakang berkata.
.
"Abang, saya nggk mau jadi makmum Abang lagi" sontak saya kaget. Lalu bertanya.
"Kenapa?". 
"Abang sholatnya kecepetan" saya makin tercengang kaget. Padahal saya sholat sesuai standar saya. Ya tidak terlalu lama, tidak terlalu cepat. Akhirnya saya memberikan pembelaan. Tapi si kakang mempunyai argumennya sendiri. Dia berkata.
"Kata ustadz Ujang. Sholat itu harus khusuk, di nikmati, setiap doanya di baca perlahan, karena kita sedang menghadap Allah SWT". Tentu saya makin kaget dong. Ada kekaguman sekaligus rasa tersindir di dalamnya. Seorang anak kecil yang akan mengatakan apa yang dia lihat dan apa yang ia dengar mengingatkan saya akan pentingnya tenang dalam sholat. 
.
Dari situ, saya lebih ingin mengenal dan dekat dengan dia. Tak jarang akhirnya suka ada obrolan ringan sekedar becanda, mempelajari tentang dirinya dan menelisik pola pikirnya. Unik, bagi saya. Sekaligus seru. Karena berurusan dengan anak kecil ternyata lebih aman dari pada dengan orang dewasa, yang asyik pads awalnya  tapi akhirnya bermusuhan karena pendapat yang berbeda.
.
Sukabumi 10 Februari 2021

Post a Comment

0 Comments